Rabu, 24 Mei 2017

Yang Baru dari Colatta : Si Kinclong dan Creamy Cokelat Fineza


Cokelat. Coklat. Chocolate. 

Sejak ditemukan kurang lebih 4000 tahun lalu di wilayah Amerika Tengah, cokelat dikenal sebagai bahan pangan "mewah". Dari sejarahnya, cokelat mula-mula hanya dapat dinikmati oleh kaum bangsawan. Saking mewahnya bahan pangan satu ini, cokelat sempat dijadikan alat pembayaran oleh suku Aztec di Amerika Tengah pada tahun 1500-an. 

Kesan mewah cokelat pun masih terasa sampai saat ini. Saat melihat suguhan aneka cake yang memakai bahan cokelat, tidak jarang mata ini berbinar-binar. Langsung terbayang nikmatnya saat lidah menyecap rasa cokelat. Apalagi ketika cokelat dijadikan ornamen hiasan aneka kue. Duh! #mouthwatering

Mengingat aroma dan rasa cokelat yang khas, saya termasuk orang yang pilih-pilih kalau urusan cokelat. Saking banyaknya produk cokelat saat ini, kadang kualitasnya dikesampingkan sih. Yang penting cokelat gitu deh, meski lebih banyak bahan campurannya dibanding cokelatnya sendiri. :D 

Padahal, cokelat yang berkualitas itu penting banget loh saat baking. Coba deh bedain rasa cake yang pakai cokelat kualitas rendah dengan cake yang pakai cokelat berkualitas tinggi. Rasanya sudah pasti beda jauh yaaa. Pakai cokelat "murah" untuk baking itu entah aromanya jadi kurang nendanglah, rasanya yang agak-agak getirlah, atau warnanya yang kurang nyoklat-lah, pasti terasa deh bedanya.

Pilihan cokelat berkualitas baik ini juga berlaku banget untuk aneka varian pie-nya JustyPie dooong. Misalnya saja Pie Cokelat/Chocolate Pie dan Pie Brownies/Brownie Pie, saya selalu memakai Dark Cooking Chocolate (DCC) (coumpond) "paling mahal" di pasar. :D 

Kadang suka dipandang aneh sama yang punya toko bahan kue (TBK). Mungkin dalam hatinya, "Ini bakul kue satu ini kok sok iye banget sih pake coklat mahal mulu. Emangnya dia udah punya toko di tiap kecamatan kali ya." :D Aamiin. #Eh

Ya habis gimana dong, kalau pakai coklat yang murah ya gitu deh rasanya. Terlalu manislah, nggak kerasa coklatnyalah, ada rasa-rasa getirlah, dan lah lah yang lain. Saya aja yang bikin nggak suka, apalagi yang beli produknya JustyPie kaaaan. Jangan sampe deh, cuma menangin murah, untung banyak, tapi rasa sama sekali nggak enak. Mending untuk nggak seberapa deh, tapi pelanggan repeat order berkali-kali karena puas sama rasanya. 

Nah, salah satu merk DCC yang sering saya beli di TBK (baik TBK di pasar maupun TBK online), yaitu DCC merk Cokelat Colatta. Memang sih harganya lebih mahal dari cokelat batang lainnya. Tapi ya nggak jauh-jauh banget kok bedanya. Nggak sampai 10 ribu kok bedanya. 

Kalau pakai colatta, aneka varian pie JustyPie yang memakai bahan cokelat pasti nendang deh rasa cokelatnya. Selain unggul dari segi rasa, colatta ini gampang banget "dipegangnya". Kadang untuk bahan hiasan/topping pie, perlu cokelat serut. Nah, kalau pakai colatta tuh gampang banget nyerutnya. Dipakai untuk Pie Cokelat/Chocolate Pie pun hasilnya kincloooong banget. Nih liat sendiri deh hasilnya. Ini foto lawas loh. #hazeek



Cakeps kaaan kinclongnya. Rasanya juga nyoklat banget!! Salah satu best seller-nya JustyPie deh si Pie Cokelat ini.

Makanya, nggak mau main-main deh kalau urusan cokelat. Selagi masih ada colatta di pasar, pasti saya beli colatta. Kadang kalau lagi habis stock di pasar, saya cari dulu ke Foodmart deket rumah. Biasanya supermarket kelas menengah ke atas pasti jual DCC-nya Colatta.

Launching Produk Fineza
Deretan Produk Cokelat Colatta. Cokelat Fineza paling kanan, kemasannya lebih modern yaa. ;) 


Minggu (21/5) kemarin, saya beruntung banget diundang oleh Colatta untuk hadir dalam acara #Sweettoday3 yang digelar di D Lab, Menteng, Jakarta Pusat. Di acara tersebut, PT Gandum Mas Kencana secara resmi me-launching produk barunya, yaitu Cokelat Compund Fineza.

Cokelat dengan warna kemasan dominan ungu ini diklaim memiliki tekstur dan rasa yang lebih creamy. Pada kesempatan itu juga disampaikan bahwa tampilan Cokelat Fineza saat diaplikasikan untuk menghias aneka panganan juga lebih kincloooong atau mengkilap. Ohya satu lagi, saking enaknya, meski berjenis DCC si Cokelat Fineza ini dapat dimakan langsung loh! Jadi kayak makan chocolate bar gitu deh.

Karena penasaran sekaligus nggak punya oleh-oleh buat Fatih yang ditinggal hampir seharian, pas pulang saya kasih Fatih si Fineza ini untuk dimakan langsung. Eh bener loh, dia suka. Padahal biasanya kan anak-anak nggak suka ngegadoin DCC yaaak. :D #pengalamanpribadi

Cooking Demo
Untuk membuktikan Cokelat Fineza ini lebih kinclong dan creamy, PT Gandum Mas Kencana mengadakan cooking demo yang dipandu oleh Chef Nunung Patimah dan Chef Akbar Muhammad.

Salah satu resep yang didemokan adalah Choco Crunchy Milky Cake. Memang betul sih, tampilan cakenya lebih menggiurkan gitu. Jadi penasaran banget pengen segera bebakingan pakai Cokelat Fineza. Nanti deh kalau sudah coba sendiri, saya akan posting hasilnya yaaa. Etapi untuk sementara, bisa dilihat foto hasil cooking demo kemarin.

Chef Nunung dan Chef Akbar yang dua-duanya cakeeeps 
Choco Crunchy Milky Cake 

Kalau kata Fatih, cukup segini aja dulu yaaaa. hihihi. Di postingan berikutnya insya Allah akan posting resep si Choco Crunchy Milky Cake dan Red Velvet Ice Cream Pie yang didemokan di acara #sweetoday3 kemarin. Oh iyaaaaa, di acara itu juga saya ketemu arteeees loooh. Siapakah itu? ;)

#justypie
#colatta
#cokelatcolatta
#cokelatfineza
#sweetoday3
#blogreview
#reviewproduk















  

Rabu, 17 Mei 2017

Tips Membuat Selai Nanas untuk Nastar

Ketika bakul kue kering lain udah nyebar tester, saya malah baru bikin selai nanas untuk nastarnya dooong. :D
Mau sharing sedikit soal selai nanas ini.
Untuk membuat selai yang kres-kres saat tergigit, jangan blender nanas. Jauh lebih baik nanas diparut menggunakan parutan kelapa.
Jangan potong bonggol nanas, supaya saat memarut nanas bisa memegang bonggolnya tanpa takut tangan terparut.
Parut nanas beserta bagian tengahnya agar hasil selai lebih bertekstur.
Tidak perlu menambahkan air pada parutan nanas karena nanas akan mengeluarkan lebih banyak air sehingga akan membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat selai kering.
Masukkan gula saat selai mulai berkurang kandungan airnya agar selai tidak cepat keras mengkaramel. Selain itu, penambahan gula saat selai sudah sedikit airnya juga mencegah adonan selai meletup tinggi saat dimasak.
Demikian tips sederhana dari saya. Ada yang lain? Mungkin para master kue kering bisa menambahkan. :)
*postingan ini juga saya post di grup NCC dan Langsung Enak di Facebook. Jumlah likenya lumayan untuk sekelas saya di NCC sekitar 300-an di LE hampir 800 like. Alhamdulillah. Semoga tips tersebut bermanfaat untuk para homebaker yang hendak membuat selai nanas.
Dari sharing di kedua grup masak terbesar di Indonesia tersebut, saya juga mendapatkan tips lainnya. Berikut saya rangkumkan tips tambahan dari grup NCC dan Langsung Enak di Facebook.
Tambahkan margarine sesaat setelah selai masak agar selai mudah dipulung/dibulatkan.
Nanas bisa diblender tapi jangan tambahkan air saat memblender. Kalau terpaksa menambahkan air, saring air nanas baru kemudian masak selai.
Selain menambahkan kayu manis, beberapa member kedua grup tersebut juga ada yang menyarankan untuk menggunakan pandan sebagai pewangi.
Untuk mencegah selai cepat berjamur, beberapa member grup NCC dan Langsung Enak menyarankan untuk menambahkan air jeruk nipis ke dalam adonan selai.
Demikian tips membuat selai nanas untuk nastar. Semoga bermanfaat dan sukses membuat nastarnya yaaaa. Salam semangat!!!
#justypie #tipsdapur #nanas #selainanas #nastar #membuatselainanas #selaiuntuknastar #NCC #LangsungEnak #LE

Minggu, 07 Mei 2017

Begini Loh Caranya Berbelanja di IKEA Alam Sutra Tangerang

Cerita petualangan saya, ibu mertua, dan Fatih (anak saya) kali ini bermula di Kemayoran. :D

Dari pagi Jumat (7/4), kami sudah semangat mau pergi. Pesenan kroket untuk reseller sudah rapi siap untuk dibawa. Rencananya, hari itu kami bertiga mau ke pameran Food and Hotel 2017 di JIExpo Kemayoran. Alhamdulillah undangan sudah dikantongi sejak 2 hari sebelumnya setelah dapet gratisan dari Pak Wisnu NCC.

Sebelum ke JIExpo, kami anter kroket dulu ke kantor Ayah yang emang di kawasan Kemayoran juga lokasinya. Reseller Kroket Lumer ini temen-temen kantor Ayah. Ada dua orang yang pesen gantian aja hampir tiap dua hari sekali. Alhamdulillah sempet kewalahan juga.. Sekaligus seneng sih, berarti kan reseller gampang jualan Kroket Lumer JustyPie. :D

Balik lagi ke JIExpo.

Nah, akhirnya sampai deh kita ke lokasi pameran di Hall D JIExpo. Begitu sampe, kita langsung registrasi. Tapi nggak lama kemudian, dateng deh mas-mas panitia. Dia bilang, "Maaf Bu, adeknya nggak boleh masuk." Dueeeng! Gimana dong, masa Fatih ditinggal sendirian di rumah kan ya nggak mungkin. Di situ ada ibu-ibu lain juga yang mohon-mohon supaya anaknya bisa masuk, tapi tetep aja nggak boleh.

Kedua, si mas-mas panitia bilang, "Ibu kalau mau masuk gantian aja. Jadi ada yang nunggu adeknya di luar." Idenya sih lumayan bagus ya. Tapi...

Pas dia cek undangan kita dan minta kartu nama, ada lagi deh masalah. "Bu maaf, kartu namanya satu undangan satu. Jadi kalau dua undangan kartu namanya dua dengan nama berbeda."

Sebelumnya saya nggak ada info apa pun tentang ini. Pak Wisnu cuma ngasih tau bawa kartu nama dua atau dua kartu nama ya? hihihi

Ya sudahlah, karena nggak mungkin ibu mertua punya kartu nama juga, akhirnya kita milih keluar aja deh. Nggak usah masuk!! Nggak rugi ini!! :D :p

Terus, masa kita pulang lagi sih? Kan nggak lucu.. Nanti diketawain pintu rumah doooong. Lagipula, ayahnya Fatih hari itu nggak pulang karena mau naik gunung sampai hari Minggu.

Akhirnya entah kenapa tercetus ide kalo lebih baik kita ke IKEA aja yuuuk. Bumer langsung setuju. Memang kita belum pernah sih ke IKEA, penasaran juga. Selama ini cuma bayangin tempatnya jauh jadi males banget. Siapa tau dari Kemayoran lumayan deket.

Ternyata tetep jawuuuuh ya, Sodara-sodaraaaa. hihihih. Dua jam lebih loh ke sana padahal full tol!!! Fiuuuuuh.

Sesampainya di IKEA, kita langsung cabs makan. Udah laper soalnya dari pagi belum sempet sarapan dan sampai sana sudah jam 1-an.

Meski baru pertama kalinya ke IKEA, saya sih sok tau aja ngikutin sign board di sana. hihihi. Pas naik ke lantai dua, ibu mertua nanya, "Loh, emangnya kamu udah pernah ke sini, Yus?"

"Belom, Buk."
"Kok tau di sini ada tempat makan?"
"Itu tadi ada penunjuk arahnya." :D

Restoran IKEA 

Kirain bakalan mahal-mahal tak terkira ya itu makanannya. Ternyata lumayan murah kok, ya terjangkaulah.

Saya pesen meatball dengan masspotatto, harga 25.000 (sedang diskon, harga normal 40.000).
Ibu mertua pesan pasta dengan saus tomat, harga 18.000.
Fatih saya belikan susu dan semacam bola-bola udang, harganya lupa sekitar belasan ribu dapat 3 potong.
Minumnya kami cuma ambil 1 air mineral dan satu gelas teh yang bisa di-refill sekembungnya. :D
Oh ya, Bumer juga ambil Cinamon Roll 1pcs sekitar 14.000.
Total jenderal nggak sampai 90rb deh kayaknya buat bertiga.

Oh ya, karena kami pertama kali ke IKEA jadi nggak tau gimana cara memesan makanan di sana. Untungnya, antrian pemesanan makanan cukup panjang jadi kami bisa mengamati orang-orang di depan kami terlebih dulu ketika memesan makanan.

Jadi, kita perlu mengambil troli beserta nampan makanan terlebih dulu. Troli dan nampan ini letaknya di ujung antrian. Lalu kita mengambil makanan sendiri. Untuk makanan berat seperti nasi atau pasta, kita tinggal tunjuk mau yang mana nanti akan ada pelayan yang mengambilkan untuk kita. Harga makanan terpampang jelas di atas stand makanan.

Kemudian, kita dapat membawa troli berisi makanan yang sudah dipilih ke kasir. Di meja kasir juga disediakan cangkir untuk teh dan kopi. Kalau mau teh atau kopi, kita tinggal ambil gelasnya dan dapat mengisinya di counter teh dan kopi sepuasnya. Tiap cangkir dikenai harga 7000. Selain teh dan kopi, kita juga dapat membeli minuman bersoda sepuasnya. Sama ya seperti teh dan kopi, gelasnya ambil di kasir, jangan lupa dibayar yaaa. Soda ini juga dapat di-refill sepuasnyaaaaah sampai sendawa!! :D

Untuk rasa? so so lah.. :D

Tertib, Unik, dan Mandiri
Ada yang sangat berkesan loh saat makan di restoran IKEA ini.

Troli dan nampan yang tadi kita bawa ada fungsinya ternyata. Saat di meja makan,troli dapat ditaruh di samping meja kita. Saat sudah selesai makan, piring beserta nampan dapat kita susun kembali di troli.

Pssst, jangan harap ya akan ada pelayan yang membereskan piring kotor dari meja makan kamu. Di sini, semua dilakukan sendiri dengan tertib.

Usai makan, kamu dapat membawa troli berisi piriing dan gelas kotor ke station tempat piring kotor. Kamu tinggal menumpuk nampan di tempat yang disediakan. Jangan lupa atur troli dengan rapi di samping station. Nanti, pekerja IKEA akan mengambil nampan-nampan kotor tersebut secara berkala.

Tertib, unik, dan mandiri ya!!


Cara Berbelanja di IKEASetelah kenyang, kita lanjut solat dzuhur dulu. Letak mushola (seperti biasa) di basement, satu lantai dengan parkiran. Di mushola tidak ada toilet, jadi kalau mau pipis, lebih baik pipis dulu di toilet.

Lagi-lagi supaya tertib, kalau kita mau ke toilet, IKEA tidak membolehkan kita membawa kantong belanjaan atau troli ke dalam toilet. Selain itu, ribet juga kan kalau bawa-bawa kantong belanja IKEA yang segeda gaban (Gaban emangnya gede ya?) ke dalam toilet.

Solusinya, di lorong sebelum toilet, IKEA menyediakan "area parkir" khusus troli belanja. hihihi. Kreatif dan tertib ya.

Kalau soal parkir begini, bener deh yang paling semangat si Fatih. Padahal trolinya baru ada isi botol air mineral sisa makan tadi. :D Heboh banget dia markirin.

Setelah itu, lanjut deh kita muter-muter lagi.

Pas mulai muter-muter dan sampai di depan display dapur, mulai deh bingung kita. Kok itu orang-orang pada masuk-masuk sih? Emangnya boleeeeh? Nanti kalau rusak gimanaaa.

Ternyataaaa, boleh loh kita masuk ke ruangan display. Menyentuh, mencoba, bahkan memakainya. Misalnya aja nih, ada tempat tidur di-display itu boleh loh kita tidurin atau sofa kita dudukin. ish ish iiiiish. Ternyata ini memang bagian dari konsep IKEA yang menghargai Bumi dan Manusia (kayak judul novelnya Pram, eh itu mah Bumi Manusia ya nggak pake dan hihihi).

Bahkan nih ya, saking nyamannya kali, ada satu mbak-mbak yang duduk di sofa sambil nyender dan nonton tv lamaaaaa banget. Baek-baek tidur beneran sampe toko tutup loh, Mba. hihih

Nah, saat kami menemukan satu barang yang kepengen dibeli, mulai deh kampungannya keluar. Bingung gimana ambilnya, boleh diambil gak sih ini barang display, ada pricetag tapi barangnya kok cuma satu yang di-display, apa ambil pricetagnya? hihihih Kalau muka kami di-zoom pasti keliatan banget noraknya.

Coba googling deh, tapi tetep nggak nemu penjelasan yang rinci dan memberikan pemecahan masalah. Akhirnya inget, perasaan minggu lalu salah satu temen bernama Citra Ayu alias Kumkum alias huragan KueBayi ke IKEA deh, coba ah WA dia. Karena balesnya lama (pasti lagi ngadon kukis bayi), akhirnya saya memberanikan diri nanya ke mas-mas IKEA. Biarin deh keliatan ndeso yang penting tidak tersesat. :D

Penjelasan mas-masnya lumayan sih, tapi tetep aja bingung. hihih

Jadi ternyata untuk barang-barang kecil yang printilan gitu sebetulnya di area lain disediakan dalam jumlah banyak. Misalnya saja seperti pengait perkakas dapur, piring-piring, handuk dll itu disediakan area lebih luas untuk pembeli mengambil sendiri belanjaannya.

Nah, untuk barang-barang besar yang didisplay memang tidak mungkin yak kita angkut gitu aja. Beraaaath. :D

Ternyata di dekat display itu disediakan pinsil dan semacam kertas catatan. Jadi nih dari hasil tanya-tanya ke si mas-mas IKEA dan Kumkum, kita bisa mencatat nomor rak, merk barang, jenis barang di kertas catatan itu. Nanti setelah selesai keliling, kita bawa kertas catatan itu ke gudang IKEA yang letaknya di lantai dasar, satu lantai dengan kasir. Kita bisa ambil barang yang ingin kita beli sesuai nomor rak yang tadi dicatat di kertas.

Kalau barang tidak bisa kita bawa sendiri, nanti ada layanan pengantaran dari IKEA.

Ramah Anak

Satu hal lagi yang membuat saya terkesan dengan IKEA. Seperti sudah sangat memaklumi tabiat emak-emak kalau belanja, IKEA menyediakan tempat penitipan anak lengkap dengan sarana bermainnya.

Eits jangan takut, Mak. Penitipan anaknya gratis kok. Tapi ada syaratnya, yaitu anak harus memiliki tinggi badan minimal 100cm.

Selain tempat penitipan anak (sementara loh ya, Maaaak. :p), sepanjang area display IKEA disediakan pengalih kejenuhan anak-anak. ahahaha. Apa ya istilah yang tepat. Jadi ada semacam puzle 4 dimensi gitu untuk anak-anak. Jadi kalau anak-anak mulai bosan ngikutin emak yang tak kunjung selesai milih-milih (milih doang, beli nggak ;P), anak-anak dapat beristirahat sebentar sambil memainkan puzzle tersebut.

IKEA mengerti kita banget ya, Maaaaak. :D

Happy shopping, Mak!









Banana Bread Tanpa Mikser

Pernah baca buku kumpulan cerita Dewi Lestari yang berjudul Madre?




Di salah satu cerita dalam buku itu diceritakan tentang warisan berupa adonan biang roti yang dinamai madre atau ibu dalam bahasa Indonesia. Dari satu madre itu, toko Tan de Baker yang kemudian berubah menjadi Tansen de Baker, memproduksi aneka rotinya dari satu biang ragi berusia puluhan tahun itu.

Salah satu artisan bakery bernama Pak Hadi dalam cerita tersebut memperkenalkan saya dengan Banana Bread. Iya, Banana Bread, bukan Bolu Pisang. :D

Saat pertama kali membaca cerita itu, saya belum tertarik betul dengan dunia masak-memasak. Tapi sudah penasaran juga dengan si bukan bolu pisang itu.

Akhirnya setelah kemarin menyelesaikan pesanan Banana Cake (Tipe Sponge Cake), hari ini saya menyempatkan untuk membuat Banana Bread ini. Selain masih terdapat sisa Pisang Ambon Sukabumi, bahan-bahan lainnya juga lengkap tersedia di dapur dan cara membuatnya pun sangat mudah. Tanpa mikser sama sekali!

Jadi nggak ada alasan untuk tidak membuatnya deh. :)

Berikut saya tuliskan resepnya yang diambil dari web milik Stephanie Joy of Baking.

Banana Bread - Joy of Baking
Recook JustyPie
Bahan
1 cup (115 grams) Kacang-kacangan cincang (saya skip)
1 3/4 cups (230 grams) Terigu protein sedang
3/4 cup (150 grams) Gula Pasir (saya 70gr gula pasir + 60gr gula palem)
1 sdt Baking powder (saya BPDA)
1/4 sdt Baking soda
1/4 sdt Garam
1 sdt Kayu Manis Bubuk
2 btr Telur, kocok lepas dengan garpu
1/2 cup (113 grams) Mentega (saya pakai margarine), lelehkan
3 buah Pisang ukuran besar (saya pakai 4 buah pisang Ambon Sukabumi), hancurkan dengan garpu
1 sdt Vanilla
1/4 sdt Pala Bubuk (resep asli tidak pakai, tapi kalau resep Jamaican Banana Bread pakai pala juga)

Cara Membuat
-Campur rata terigu, baking powder, baking soda, gula pasir, gula aren, garam, kayu manis, pala bubuk dalam satu wadah. Sisihkan
 -Campur pisang yang sudah dilumatkan dengan margarine leleh dan telur yang sudah dikocok lepas. Aduk rata. Masukkan ke dalam campuran terigu, aduk rata.
-Masukkan ke dalam loyang yang sudah dioles margarine dan ditabur dengan terigu (saya pakai loyang bronies ukuran paling besar)
-Panggang dengan api sedang (180 derajat celsius) selama kurang lebih 50-60 menit (tes tusuk).

Gampang kan? ;)
Selamat mencoba ya. Anak saya sekali makan habis 2 potong loh!