Cerita petualangan saya, ibu mertua, dan Fatih (anak saya) kali ini bermula di Kemayoran. :D
Dari pagi Jumat (7/4), kami sudah semangat mau pergi. Pesenan kroket untuk reseller sudah rapi siap untuk dibawa. Rencananya, hari itu kami bertiga mau ke pameran Food and Hotel 2017 di JIExpo Kemayoran. Alhamdulillah undangan sudah dikantongi sejak 2 hari sebelumnya setelah dapet gratisan dari Pak Wisnu NCC.
Sebelum ke JIExpo, kami anter kroket dulu ke kantor Ayah yang emang di kawasan Kemayoran juga lokasinya. Reseller Kroket Lumer ini temen-temen kantor Ayah. Ada dua orang yang pesen gantian aja hampir tiap dua hari sekali. Alhamdulillah sempet kewalahan juga.. Sekaligus seneng sih, berarti kan reseller gampang jualan Kroket Lumer JustyPie. :D
Balik lagi ke JIExpo.
Nah, akhirnya sampai deh kita ke lokasi pameran di Hall D JIExpo. Begitu sampe, kita langsung registrasi. Tapi nggak lama kemudian, dateng deh mas-mas panitia. Dia bilang, "Maaf Bu, adeknya nggak boleh masuk." Dueeeng! Gimana dong, masa Fatih ditinggal sendirian di rumah kan ya nggak mungkin. Di situ ada ibu-ibu lain juga yang mohon-mohon supaya anaknya bisa masuk, tapi tetep aja nggak boleh.
Kedua, si mas-mas panitia bilang, "Ibu kalau mau masuk gantian aja. Jadi ada yang nunggu adeknya di luar." Idenya sih lumayan bagus ya. Tapi...
Pas dia cek undangan kita dan minta kartu nama, ada lagi deh masalah. "Bu maaf, kartu namanya satu undangan satu. Jadi kalau dua undangan kartu namanya dua dengan nama berbeda."
Sebelumnya saya nggak ada info apa pun tentang ini. Pak Wisnu cuma ngasih tau bawa kartu nama dua atau dua kartu nama ya? hihihi
Ya sudahlah, karena nggak mungkin ibu mertua punya kartu nama juga, akhirnya kita milih keluar aja deh. Nggak usah masuk!! Nggak rugi ini!! :D :p
Terus, masa kita pulang lagi sih? Kan nggak lucu.. Nanti diketawain pintu rumah doooong. Lagipula, ayahnya Fatih hari itu nggak pulang karena mau naik gunung sampai hari Minggu.
Akhirnya entah kenapa tercetus ide kalo lebih baik kita ke IKEA aja yuuuk. Bumer langsung setuju. Memang kita belum pernah sih ke IKEA, penasaran juga. Selama ini cuma bayangin tempatnya jauh jadi males banget. Siapa tau dari Kemayoran lumayan deket.
Ternyata tetep jawuuuuh ya, Sodara-sodaraaaa. hihihih. Dua jam lebih loh ke sana padahal full tol!!! Fiuuuuuh.
Sesampainya di IKEA, kita langsung cabs makan. Udah laper soalnya dari pagi belum sempet sarapan dan sampai sana sudah jam 1-an.
Meski baru pertama kalinya ke IKEA, saya sih sok tau aja ngikutin sign board di sana. hihihi. Pas naik ke lantai dua, ibu mertua nanya, "Loh, emangnya kamu udah pernah ke sini, Yus?"
"Belom, Buk."
"Kok tau di sini ada tempat makan?"
"Itu tadi ada penunjuk arahnya." :D
Restoran IKEA
Kirain bakalan mahal-mahal tak terkira ya itu makanannya. Ternyata lumayan murah kok, ya terjangkaulah.
Saya pesen meatball dengan masspotatto, harga 25.000 (sedang diskon, harga normal 40.000).
Ibu mertua pesan pasta dengan saus tomat, harga 18.000.
Fatih saya belikan susu dan semacam bola-bola udang, harganya lupa sekitar belasan ribu dapat 3 potong.
Minumnya kami cuma ambil 1 air mineral dan satu gelas teh yang bisa di-refill sekembungnya. :D
Oh ya, Bumer juga ambil Cinamon Roll 1pcs sekitar 14.000.
Total jenderal nggak sampai 90rb deh kayaknya buat bertiga.
Oh ya, karena kami pertama kali ke IKEA jadi nggak tau gimana cara memesan makanan di sana. Untungnya, antrian pemesanan makanan cukup panjang jadi kami bisa mengamati orang-orang di depan kami terlebih dulu ketika memesan makanan.
Jadi, kita perlu mengambil troli beserta nampan makanan terlebih dulu. Troli dan nampan ini letaknya di ujung antrian. Lalu kita mengambil makanan sendiri. Untuk makanan berat seperti nasi atau pasta, kita tinggal tunjuk mau yang mana nanti akan ada pelayan yang mengambilkan untuk kita. Harga makanan terpampang jelas di atas stand makanan.
Kemudian, kita dapat membawa troli berisi makanan yang sudah dipilih ke kasir. Di meja kasir juga disediakan cangkir untuk teh dan kopi. Kalau mau teh atau kopi, kita tinggal ambil gelasnya dan dapat mengisinya di counter teh dan kopi sepuasnya. Tiap cangkir dikenai harga 7000. Selain teh dan kopi, kita juga dapat membeli minuman bersoda sepuasnya. Sama ya seperti teh dan kopi, gelasnya ambil di kasir, jangan lupa dibayar yaaa. Soda ini juga dapat di-refill sepuasnyaaaaah sampai sendawa!! :D
Untuk rasa? so so lah.. :D
Tertib, Unik, dan Mandiri
Ada yang sangat berkesan loh saat makan di restoran IKEA ini.
Troli dan nampan yang tadi kita bawa ada fungsinya ternyata. Saat di meja makan,troli dapat ditaruh di samping meja kita. Saat sudah selesai makan, piring beserta nampan dapat kita susun kembali di troli.
Pssst, jangan harap ya akan ada pelayan yang membereskan piring kotor dari meja makan kamu. Di sini, semua dilakukan sendiri dengan tertib.
Usai makan, kamu dapat membawa troli berisi piriing dan gelas kotor ke station tempat piring kotor. Kamu tinggal menumpuk nampan di tempat yang disediakan. Jangan lupa atur troli dengan rapi di samping station. Nanti, pekerja IKEA akan mengambil nampan-nampan kotor tersebut secara berkala.
Tertib, unik, dan mandiri ya!!
Cara Berbelanja di IKEASetelah kenyang, kita lanjut solat dzuhur dulu. Letak mushola (seperti biasa) di basement, satu lantai dengan parkiran. Di mushola tidak ada toilet, jadi kalau mau pipis, lebih baik pipis dulu di toilet.
Lagi-lagi supaya tertib, kalau kita mau ke toilet, IKEA tidak membolehkan kita membawa kantong belanjaan atau troli ke dalam toilet. Selain itu, ribet juga kan kalau bawa-bawa kantong belanja IKEA yang segeda gaban (Gaban emangnya gede ya?) ke dalam toilet.
Solusinya, di lorong sebelum toilet, IKEA menyediakan "area parkir" khusus troli belanja. hihihi. Kreatif dan tertib ya.
Kalau soal parkir begini, bener deh yang paling semangat si Fatih. Padahal trolinya baru ada isi botol air mineral sisa makan tadi. :D Heboh banget dia markirin.
Setelah itu, lanjut deh kita muter-muter lagi.
Pas mulai muter-muter dan sampai di depan display dapur, mulai deh bingung kita. Kok itu orang-orang pada masuk-masuk sih? Emangnya boleeeeh? Nanti kalau rusak gimanaaa.
Ternyataaaa, boleh loh kita masuk ke ruangan display. Menyentuh, mencoba, bahkan memakainya. Misalnya aja nih, ada tempat tidur di-display itu boleh loh kita tidurin atau sofa kita dudukin. ish ish iiiiish. Ternyata ini memang bagian dari konsep IKEA yang menghargai Bumi dan Manusia (kayak judul novelnya Pram, eh itu mah Bumi Manusia ya nggak pake dan hihihi).
Bahkan nih ya, saking nyamannya kali, ada satu mbak-mbak yang duduk di sofa sambil nyender dan nonton tv lamaaaaa banget. Baek-baek tidur beneran sampe toko tutup loh, Mba. hihih
Nah, saat kami menemukan satu barang yang kepengen dibeli, mulai deh kampungannya keluar. Bingung gimana ambilnya, boleh diambil gak sih ini barang display, ada pricetag tapi barangnya kok cuma satu yang di-display, apa ambil pricetagnya? hihihih Kalau muka kami di-zoom pasti keliatan banget noraknya.
Coba googling deh, tapi tetep nggak nemu penjelasan yang rinci dan memberikan pemecahan masalah. Akhirnya inget, perasaan minggu lalu salah satu temen bernama Citra Ayu alias Kumkum alias huragan KueBayi ke IKEA deh, coba ah WA dia. Karena balesnya lama (pasti lagi ngadon kukis bayi), akhirnya saya memberanikan diri nanya ke mas-mas IKEA. Biarin deh keliatan ndeso yang penting tidak tersesat. :D
Penjelasan mas-masnya lumayan sih, tapi tetep aja bingung. hihih
Jadi ternyata untuk barang-barang kecil yang printilan gitu sebetulnya di area lain disediakan dalam jumlah banyak. Misalnya saja seperti pengait perkakas dapur, piring-piring, handuk dll itu disediakan area lebih luas untuk pembeli mengambil sendiri belanjaannya.
Nah, untuk barang-barang besar yang didisplay memang tidak mungkin yak kita angkut gitu aja. Beraaaath. :D
Ternyata di dekat display itu disediakan pinsil dan semacam kertas catatan. Jadi nih dari hasil tanya-tanya ke si mas-mas IKEA dan Kumkum, kita bisa mencatat nomor rak, merk barang, jenis barang di kertas catatan itu. Nanti setelah selesai keliling, kita bawa kertas catatan itu ke gudang IKEA yang letaknya di lantai dasar, satu lantai dengan kasir. Kita bisa ambil barang yang ingin kita beli sesuai nomor rak yang tadi dicatat di kertas.
Kalau barang tidak bisa kita bawa sendiri, nanti ada layanan pengantaran dari IKEA.
Ramah Anak
Satu hal lagi yang membuat saya terkesan dengan IKEA. Seperti sudah sangat memaklumi tabiat emak-emak kalau belanja, IKEA menyediakan tempat penitipan anak lengkap dengan sarana bermainnya.
Eits jangan takut, Mak. Penitipan anaknya gratis kok. Tapi ada syaratnya, yaitu anak harus memiliki tinggi badan minimal 100cm.
Selain tempat penitipan anak (sementara loh ya, Maaaak. :p), sepanjang area display IKEA disediakan pengalih kejenuhan anak-anak. ahahaha. Apa ya istilah yang tepat. Jadi ada semacam puzle 4 dimensi gitu untuk anak-anak. Jadi kalau anak-anak mulai bosan ngikutin emak yang tak kunjung selesai milih-milih (milih doang, beli nggak ;P), anak-anak dapat beristirahat sebentar sambil memainkan puzzle tersebut.
IKEA mengerti kita banget ya, Maaaaak. :D
Happy shopping, Mak!